Salah satu kesalahan yang tercatat oleh Abu Ubaidah Masyhur dalam bukunya "Koreksi Atas Kekeliruan Praktek Ibadah Shalat", adalah tidak menggerakkan lisan ketika shalat. Semua doa, dzikir dan takbir dalam shalat hanya dibaca dalam hati. Inilah kesalahan yang patut kita hindari.
Mengapa terjadi shalat ngebut? Ruku secepat angin, itidal secepat kilat, sujud secepat unggas, duduk antara sujud secepat melatuk? Penyebab satu-satunya adalah : karena tidak menggerakkan lisan saat membaca doa! Betul, karena membaca doa yang seharusnya membutuhkan 20 detik jika dengan menggerakkan lisan, tapi dapat dicapai hanya dalam 3 detik saja jika membacanya di dalam hati. Betul, kan?
Membaca doa dengan menggerakkan lisan sampai terdengar telinga sendiri (tidak mengganggu konsentrasi orang lain), selain untuk menghindari shalat ngebut, tentu saja berfungsi untuk meningkatkan kekhusyuan. Sebab dengan cara ini, lisan, pendengaran, fikiran dan hati punya "pekerjaan" untuk memperhatikan doa, sehingga dapat mengurangi gangguan. Bacaan shalat akan lebih mudah dihayati dan lebih syahdu. Bagi peshalat yang ngebut, bagaimana mungkin dia bisa menghayati bacaan?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Gerakkan lisanmu, maka:
Lisan yang semula menganggur, sekarang bekerja untuk melafadzkan doa
Telinga yang semula pasif, kini menjadi aktif untuk mendengarkan doa
Fikiran yang semula melamun, dapat terpakai untuk memperhatikan doa
Hati yang semula hampa, bisa menjadi syahdu karena menghayati doa
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Gerakkan lisanmu, Insya_allah dapat meningkatkan kekhusyuan shalat kita. Cobalah!
No.17/II/10
Akhmad Tefur - shalatsempurna.com
Akhmad Tefur - shalatsempurna.com
Bener banget nih... Memang terbukti setelah saya praktekkan sendiri... Makasih ya udah diingetin. Mampir donk... http://yusnetreview.blogspot.com/
BalasHapusassalamualaikum masih kurang jelas pembahasan nya nie??tapi terima kasih dan kasih pencerahan sedikit.wassalamualaikum
BalasHapus