Jumat, 12 Maret 2010

BERAPA DETIK DUDUK PERMOHONAN ANDA?





Shalat adalah penghambaan dan doa. Inti doa dalam shalat, kita panjatkan pada Allah
saat duduk antara dua sujud. Duduk antara dua sujud disebut juga dengan "Duduk Permohonan", karena dalam duduk tersebut, seorang hamba memohon kepada sang Maha Pemurah dengan tujuh permohonan penting, yaitu:
- Ampunan
- Belas kasihan
- Kecukupan
- Derajat yang tinggi
- Rizki
- Petunjuk
- Kesehatan

"Rabbighfirlii, warhamni, wajburnii, warfa'nii, warzuqnii, wahdinii, wa'aafinii"
Ya Allah, ampunilah dosaku, dan belas kasihanilah aku, dan cukupkanlah kekuranganku, dan tinggikanlah derajatku, dan berilah aku rizki, dan berilah aku petunjuk, dan berilah aku kesehatan. Dapat ditambahkan dengan wa'fuannii (dan maafkanlah aku)

Tujuh permohonan tersebut merupakan kebutuhan pokok manusia untuk kebaikan
hidup di dunia (fi dunya hasanah) dan kebaikan hidup di akhirat (wa fil akhirati hasanah).

Berapa detik duduk permohonan anda?
Banyak di antara kita belum memahami hakikat duduk antara dua sujud ini (duduk permohonan untuk 7 kebutuhan pokok dunia-akhirat). Karenanya, mereka meremehkannya. Ini terbukti dengan masih banyaknya peshalat yang sama sekali tidak menghayati duduk antara, mereka melakukannya hanya dalam 3 - 5 detik saja. Padahal, untuk dapat menghayati nikmat dan pentingnya model duduk ciptaan Allah ini, dan untuk dapat menghayati tujuh ratapan permohonan kebutuhan pokok dalam duduk ini dibutuhkan sekitar 20 detik!

Kalau duduk permohonan kita hanya 5 detik, membaca doa secepat kilat, tanpa ratapan, tanpa harapan, tanpa penghayatan, tanpa ruh... pantaskah kita mengharap tujuh permohonan kita dikabulkan?

Mari berintrospeksi, apakah kita sudah cukup memberi penghayatan pada setiap gerak dan bacaan shalat yang kita lakukan? Mari selalu berusaha menuju shalat yang lebih baik.

Lakukan sekarang! Baca "Rabbighfirli warhamni..." dengan kecepatan seperti ketika anda shalat, ukur waktunya. Perbaiki bacaan tersebut dengan lebih menghayati artinya, dan ukur sekali lagi waktunya. Rasakan bedanya...




No.15/II/10
Akhmad Tefur - shalatsempurna.com

Kamis, 04 Maret 2010

SUKSES SEJATI



Bagaimana kriteria orang sukses menurut anda?
Sebelum anda membaca tulisan ini lebih jauh, mohon anda luangkan waktu 15 detik untuk menjawab pertanyaan di atas.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Sudah...???


Mungkin di antara kita ada yang menjawab, orang sukses adalah : "Orang yang berpendidikan paling tinggi, berhasil menggondol gelar Doktor". Ada juga yang menjawab "Orang yang gajinya di atas Rp 25 juta!" Sebagian ada yang mendefinisikan sukses sebagai romantisme dalam rumah tangga, masyarakat dan di lingkungan aktifitasnya.


Anda setuju dengan definisi-definisi sukses seperti di atas? Kalau setuju, anda tidak salah! Tapi, apakah anda tidak ingin mendengar definisi sukses yang lebih keren?
Ayo kita simak definisi sukses menurut Rasulullah SAW:
“Yang pertama dihisab dari seorang hamba pada hari Kiamat adalah shalat.
Dan jika shalatnya baik, maka baiklah segala amalan yang lain. Jika shalatnya rusak, maka binasalah segala amalan lainnya.” (HR Thabrani)


Subhanallah, ternyata sukses tidaknya seseorang sangat tergantung dari shalatnya.
Shalat adalah penentu utama kesuksesan yang sejati...karena itu:


SUKSES SEJATI adalah bagi yang menguasai ilmu Shalat Nabi, bukan orang yang berpendidikan paling tinggi. Gelar Doktor itu perlu, tapi apalah artinya jika tidak bisa mengerjakan shalat dengan tata cara yang benar.


SUKSES SEJATI adalah bagi yang memiliki gaji 27 derajat, lima kali sehari (shalat berjamaah). Bukan orang yang bergaji Rp 27 juta/bulan. Berpenghasilan rupiah setinggi-tingginya itu perlu, tapi apalah artinya jika miskin pahala.


SUKSES SEJATI adalah bagi yang romantis dengan Sang Khaliq, dapat merasakan nikmatnya shalat khusyu. Masih ingat kisah sahabat Ali yang tidak merasa sakit dicabut anak panah yang menancapnya ketika ia shalat?


Shalat Nabi, shalat jamaah dan shalat khusyu inilah yang merupakan trilogi menuju sukses sejati. Raihlah!


No.14/II/10
Akhmad Tefur - shalatsempurna.com

Senin, 01 Maret 2010

DIMANAKAH LETAK NIAT SHALAT KITA?




Niat adalah salah satu rukun shalat. Inilah yang merupakan ruh dan kunci keberhasilan shalat yang kita lakukan. Dalam definisi fiqih, niat adalah memiliki sesuatu yang diinginkan kemudian diikuti dengan tindakan yang sungguh-sungguh untuk meraihnya. Karena itu, niat dalam shalat harus benar-benar mendapat perhatian dan dihayati.


Untuk dapat menghayati kita perlu memahami hakikatnya, merasakan dengan penuh kesadaran dan menikmatinya dengan penuh kebahagiaan. Itulah mengapa, niat tidak cukup hanya berupa keinginan dalam hati, tapi harus diikuti dengan tindakan yang sungguh-sungguh mencerminkan keinginannya.


Niat, eksistensinya tidak hanya berada di awal pekerjaan tapi tetap terus terjaga sampai akhir pekerjaan.


Pernahkah anda mengikuti atau melihat lomba bawa kelereng dalam sendok yang tergigit? Jika anda hanya punya niat mengikuti, tanpa disertai dengan usaha untuk membawanya dengan hati-hati, anda berjalan sembarangan atau bahkan berlari cepat, apa yang terjadi? Kelerengnya pasti jatuh, bukan? Dan anda dinyatakan gagal! Demikian pula jika niat anda hanya di awal saja. Di tengah perjalanan anda tidak menjaga niatnya, bahkan anda sampai lupa sedang mengerjakan apa. Maka inipun tentu akan berakibat kegagalan.


Sebelum berlomba kita harus mengerti benar apa yang akan kita lakukan. Aturan mainnya tahu persis, dan tahu hadiah yang akan diterima jika berhasil. Setelah perlombaan dimulai, kita harus tetap sadar bahwa kita sedang mengikuti lomba kelereng dan harus hati-hati membawanya sampai perlombaan selesai.


Demikian juga saat mengerjakan shalat. Pastikan kita mengetahui hakikat shalat, tahu tata caranya yang benar dan tahu manfaatnya bagi kita. Setelah shalat dimulai, kita harus tetap sadar bahwa kita sedang shalat dan terus disadarinya pada setiap gerakan dan bacaan sampai shalat selesai.


Inilah yang dimaksud dengan menghayati niat. Niat tidak hanya tumbuh di awal shalat, kemudian mati di tengah perjalanan. Tapi, niat harus tetap hayat (hidup) sepanjang kita mengerjakan shalat.



No.13/II/10
Akhmad Tefur - shalatsempurna.com

TIDAK SHALAT BERJAMAAH DI MASJID...? INILAH KEMISKINAN SEJATI!



Pernahkah disadari bahwa sebenarnya saat ini anda dalam keadaan PALING BAHAYA karena “MISKIN” ? Benar! Karena jika anda tidak shalat berjamaah di masjid, “Gaji” anda sangat kecil, hanya 1/27 atau 3,7% ...


Semoga kita tidak meninggal dalam "Kemiskinan" itu..., naudzubillah. Inilah KEMISKINAN SEJATI, yang melanda mayoritas penduduk negeri ini... yang juga tengah melanda diri anda, bukan? Kemiskinan sejati, penyebab SESAL & GENTAR di yaumul hisab. Kemiskinan sejati, menyeret menuju puncak kesengsaraan di HAWIYAH !


“Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (yaitu) api yang sangat panas” (QS Al Qariah : 8-11)


Rumah megah, mobil mewah, harta berlimpah tapi tidak shalat berjamaah?! Andalah orang miskin sejati itu... Hanya 1/27 itulah bekal anda menuju "Hari Perhitungan"!


ebook islam,shalat sempurna,cara shalat nabi,shalat berjamaah di masjid,shalat khusyu,web islam,jadwal waktu sholat,makna,bacaan,doa,solat


SHALAT BERJAMAAH LEBIH TINGGI 27 DERAJAT DIBANDING SHALAT SENDIRI (HR BUKHARI -MUSLIM). Raih segera "Kenaikan Gaji" 27x lipat dengan shalat berjamaah di masjid! Shalat berjamaah adalah KEKAYAAN SEJATI, kekayaan yang dibawa mati untuk kebahagiaan abadi.


AYO SHALAT 5 WAKTU BERJAMAAH DI MASJID...JADILAH ORANG KAYA SEJATI !


Artikel terkait:
Berjamaah di Masjid...? Harus!
Shalat Berjamaah di Masjid Bagi Wanita
Adzan Bukan Sekedar Tanda Waktu Shalat
Tips dan Trik Menjaring Fadilah Shalat


No.12/II/10
Akhmad Tefur - shalatsempurna.com

5 IKRAR MULIA PEMBUKA SHOLAT



Bacaan sholat jika dipahami dengan baik, tentu akan lebih memberikan dampak positif bagi pelakunya. Setelah takbirotul ikhrom, kita menyatakan 5 ikrar mulia dalam doa iftitah (doa pembuka) sebagai berikut:

1. Memuji Allah yang Maha Besar dan Maha Suci
Allohu akbar kabiro walhamdulillahi katsiro wasubhanallohi bukrota wa ashila
"Alloh Maha Besar, lagi sempurna kebesaran-Nya. Segala puji bagi Alloh sebanyak-
banyaknya. Maha Suci Alloh sepanjang pagi dan petang.



2. Menghadap Alloh dengan lurus dan berserah diri
Wajjahtu wajhiya lilladzi fathorosamawati wal ardh hanifa muslima
"Kuhadapkan wajahku kepada dzat yang menciptakan langit dan bumi; dengan lurus dan berserah diri."


3. Penegasan bukan orang musyrik
Wama ana minal musyrikin
"Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik."


4. Memahami hakikat seorang hamba
Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamti lillahi robbil alamin
"Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Alloh Tuhan
semesta alam."


5. Penegasan untuk tidak musyrik, dari seorang muslim
Laa syarikalahu wabidzalika umirtu wa ana minal muslimin
"Tidak ada sekutu bagi-Nya, karena itu aku diperintahkan (untuk tidak menyeku-
tukan-Nya). Dan aku adalah dari golongan orang-orang muslim".


Manifestasi dalam kehidupan terhadap 5 ikrar mulia tersebut adalah:
1. Dzikrulloh, selalu ingat kepada Alloh yang Maha Besar, Maha Terpuji dan Maha Suci
2. Yakin akan keberadaan dan kedekatan Alloh, pasrah terhadap ketetapan-Nya
3. Tidak menyekutukan Alloh: tidak ada yang lebih ditakuti/dipentingkan selain Alloh
4. Ikhlas, semua semata-mata karena Alloh
5. La ilaha illalloh, tidak menjadikan selain Alloh sebagai tuhan


Inilah 5 ikrar mulia yang setiap saat kita kemukakan kepada Allah. Ya Alloh, berilah kami pemahaman, dan berikan kami kekuatan untuk memanifestasikan ikrar kami ini. Berilah kami kebaikan di dunia, berilah kami kebaikan di akhirat, dan selamatkanlah kami dari azab neraka. Amin.



No.11/II/10
Akhmad Tefur - shalatsempurna.com

ALLAH MENJAWAB

Shalat adalah sebuah kebutuhan primer bagi seorang hamba untuk mengingat, menghadap dan berkomunikasi dengan Sang Khaliq. Setelah takbiratul ikhram, dalam iftitah sang hamba mengutarakan: "Kuhadapkan muka hatiku kepada dzat yang menciptakan langit dan bumi...".


Selanjutnya, tatkala seorang hamba membaca Al Fatihah, Allah langsung memberikan jawaban sebagaimana tertuang dalam hadits sbb:


Nabi SAW bersabda, Allah SWT berfirman, "Shalat itu Kubagi dua antara Aku dan hamba-Ku. Untuk hamba-Ku ialah apa yang dimintanya. Apabila ia mengucapkan “Alhamdulillahi rabbil alamin” , maka Aku menjawab hamba-Ku memuji-Ku. Apabila ia mengucapkan “Arrahmaanirrahiim”, maka Aku menjawab hamba-Ku menyanjung-Ku, Apabila ia mengucapkan “Maaliki yaumiddiin”, maka Aku menjawab hamba-Ku mengagungkan-Ku, Apabila ia mengucapkan “Iyyaka nabudu waiyyaaka nastaiin”, maka Aku menjawab inilah bagian-Ku dan bagian hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang dimintanya. Apabila ia mengucapkan “Ihdinashirratal mustaqim, shiratalladzina anamta alaihim ghairil maghduubi alaihim waladhaalin”, maka Aku menjawab inilah bagian hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku apa yang dimintanya”(HR Muslim).


Karena itulah, Al Fatihah hendaknya dibaca ayat demi ayat (tidak menyambung dua ayat atau lebih). Hal ini juga dicontohkan Rasul: "Kemudian beliau SAW membaca Al-Fatihah, beliau memenggalnya ayat demi ayat..." (HR Abu Dawud).


Ketika membaca Al Fatihah, yang perlu kita lakukan adalah:
1. Memahami kandungan arti surat Al Fatihah, ayat demi ayat
2. Mengetahui dan merasakan jawaban Allah pada ayat demi ayat yang kita baca
3. Meyakini bahwa jawaban Allah akan segera terwujud buat kita
Poin 1,2,3 di atas tentu saja dapat kita capai, asal mau berlatih. Jika artikel ini hanya kita baca, tanpa dibarengi dengan latihan sama sekali, jangan harap kita memperoleh perubahan kualitas dalam shalat yang kita lakukan!


Mari kita berlatih keras untuk menggapai 3 poin di atas sekarang juga! Semoga shalat kita lebih berarti, dan lebih terasa memberikan kedekatan dengan-Nya...


Amin

Akhmad Tefur - shalatsempurna.com 10/II/10