Usaha untuk meraih shalat khusyu sangat penting, karena shalat khusyu itu luar biasa nikmat dan menyenangkan. Jika khusyu tidak berhasil diraih, tentu shalat menjadi rutinitas yang menjemukan. Shalat menjadi beban harian, bahkan menjadi siksaan. Tidak inginkah kita keluar dari penderitaan ini?
Jika orang lain dapat menghadirkan ketenangan, kenyamanan dan kebahagiaan melalui teraphy, meditasi dan sejenisnya, maka shalat lebih mampu mendatangkan lebih dahsyat dari itu. Contoh nyata adalah sayidina Ali yang tidak merasakan sakit sedikitpun ketika anak panah yang menancapnya dicabut saat melaksanakan shalat. Hal ini hanya dapat dijelaskan dengan satu alasan: shalat mampu membuat jauh lebih tenang, jauh lebih nyaman dan jauh lebih bahagia dibanding teraphy atau meditasi manapun. Anda tentu setuju, bukan?
Shalat adalah rangkaian gerakan dan posisi tubuh yang diciptakan Allah. Allah sang pencipta manusia pasti tahu persis "teraphy" yang paling cocok dan bermanfaat untuk manusia. Itulah shalat, sebuah rangkaian cara yang merupakan anugerah dari Allah untuk memperbaiki tubuh dan hati manusia, untuk kebahagiaan manusia. Bukti bahwa shalat adalah anugerah Allah untuk kebahagian manusia dapat kita temui dalam QS Al Muminun : “Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu yang khusyu’ dalam shalatnya”. Tidak dapat disangkal bahwa orang yang beruntung pasti mengalami ketenangan, kenyamanan dan kebahagiaan.
Ayat di atas juga memberi kepastian bahwa shalat khusyu adalah anugerah untuk seluruh mukmin, untuk kita semua. Bukan hanya untuk para Nabi, sahabat dan orang-orang pilihan.
Perlu dipahami bahwa kisah Sayidina Ali di atas adalah salah satu bukti kenikmatan shalat khusyu. Bukti tersebut, tentu bukanlah sebagai satu-satunya kriteria shalat khusyu. Kalau kita anggap shalat khusyu harus seperti itu, maka kita akan merasa bahwa shalat khusyu amat sulit dijangkau. Bukankah Allah telah berjanji tidak akan membebani kita, kecuali kita disanggupkan-Nya? Kita akan mendapatkan kadar kenikmatan shalat khusyu yang berbeda-beda, sesuai dengan ilmu dan keseriusan usaha kita masing-masing. Sesuai sabda Rasul: "Sesungguhnya ada seseorang yang mengerjakan shalat dimana dia tidak mendapatkan nilai shalatnya kecuali 1/10, 1/9, 1/8, 1/6, 1/5, 1/4, 1/3, atau 1/2-nya" (HR Abu Daud, Nasai).
KESIMPULAN: Shalat khusyu adalah anugerah Allah untuk kita semua, bukan hanya untuk orang tertentu. Kita akan merasakan kenikmatan shalat khusyu sesuai dengan ilmu dan keseriusan usaha kita dalam meraihnya.
Akhmad Tefur - shalatsempurna.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar